Senin, 21 Juli 2014

MENGHITUNG LUASAN ATAP BANGUNAN

Menghitung Luasan Atap Bangunan Menghitung luasan atap bangunan merupakan hal atau ilmu yang harus bisa dikuasai oleh seseorang yang bergelut didunia konstruksi banguan,karena ini merupakan hal penting yang harus kita tahu dan pelajari. Maka dari itu saya mau mencatat hal ini pada blog kesayangan ini sambil belajar dan menerapkannya. Seperti yang kita ketahui atap merupakan salah satu unsur penting didalam bangunan yang akan kita rancang. Atap mempunyai fungsi dan peranan penting dalam melindungi kita dari panas matahari, air hujan, dan benda-benda lain yang bisa jatuh dari atas dan masuk ke dalam rumah. CARA MUDAH MENGHITUNG LUASAN ATAP BANGUNAN Contoh Beberapa Bentuk Atap Bangunan • Atap Pelana • Atap Perisai/Limas (seperti atap rumah adat joglo) • Atap Flat (contoh : bentuk miring / datar) • Atap Khusus (contoh : gedung MPR, rumah batak, toraja) Beberapa Jenis Bahan Penutup Atap • Atap Ringan, seperti : Jerami, Ijuk, Seng, Asbes, Polycarbonat • Atap Sedang, seperti : Genteng Tanah, Genteng Keramik, Genteng Beton, Genteng Kayu • Atap Berat, seperti : Dak Beton Cor Nb : Makin berat bahan penutup atap, makin besar resiko tertimpa benda berat. Bila atap tersebut roboh akibat terjadi gempa bumi. Tips Praktis Menghitung Luasan Atap Bangunan untuk Atap flat, limas, pelana dan perisai : 1. Cara menghitung luasan atap Flat datar. Biasanya dipakai untuk dak beton cor Rumus : Kebutuhan luasan atap = Panjang x Lebar Misalnya rumah dengan ukuran 6m x 10m dan Overstek atap 0.8m Luasan atapnya adalah : = (6 + 1.6)m x (10 + 1.6)m = (7.6m x 11.6m) = 88.16 m2 2. Cara menghitung luasan atap limas / perisai / pelana. Luasan atap dihitung dalam satuan m2 Rumus : Kebutuhan luasan atap = (Panjang x Lebar) / Cos(z) dimana : z adalah sudut kemiringan atap Misalnya rumah dengan ukuran 6m x 10m dan Overstek atap 0.8m Sedang sudut kemiringan atap 30 derajat. Luasan atapnya adalah : = ((6 + 1.6)m x (10 + 1.6)m) / (Cos 30) = (7.6m x 11.6m) / (Cos 30) = 88.16 m2 / 0.866 = 101.7984 m2 Catatan : Rumus ini masih bisa dipakai untuk menghitung pada atap yang berbentuk campuran perisai dan pelana.

Senin, 06 Januari 2014

TIPS MENCEGAH DAN MENANGULANGI ATAP BOCOR

Kita sering dihadapakan terhadap permasalahan atap bocor setiap kali musim hujan tiba. Dan tentunya sangat menjengkelkan bukan? (he..ternyata bukan miss jengkelyn saja yang bikin jengkel). Bukan hanya jadi hari-harian tapi jadi bulan-bulanan jengkel kita. Apa saja yang mempengaruhi terjadinya atap bocor. Ada beberapa syarat yang harus kita perhatikan untuk memperkecil resiko tersebut. Yang pasti mencegah kebocoran lebih baik ketimbang harus repot-repot memperbaiki atap. Apalagi saat musin hujan tiba. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan jika kita akan mendesain atap rumah kita agar tidak bocor. Diantaranya adalah: sudut kemiringan atap meminimalkan sambungan pemasangan material atap pemilihan material atap yang berkualitas meminimalkan penggunaan talang air (baik beton maupun seng) aplikasi waterprofing pada akian karpusan dan nok atap lakukan pengecekan berkala terhadap kondisi atap (baik material maupun rangka). Untuk lebih jelasnya, kita bisa lihat penjelasan berikut. Mudah-mudahan bermanfaat untuk rencana renovasi kita. Sudut kemiringan atap Indonesia adalah termasuk dalam negara dengan iklim tropis dengan curah hujan tinggi. Begitu juga dengan kualitas angin, karena masuk dalam daerah katulistiwa yang memiliki siklus angin yang tinggi kemungkinan akan terjadinya hujan disertai angin kencang akan kerap terjadi. Untuk itulah penentuan kemiringan atap menjadi penting, karena dengan kemiringan yang tepat, akan memudahkan air untuk mengalir ke bawah. Umumnya kemiringan atap di Indonesia 30°-40°. Namun untuk beberapa kasus, ada atap dengan kemiringan landai. Hal tersebut lebih dikarenakan alasan design semata. Minimalkan sambungan Atap dengan sambungan minim akan mengurangi resiko kebocoran. Jika terdapat titik-titik pertemuan antar material atap, maka pastikan titik pertemuan itu rapat dengan overlaping yang baik dan tidak bercelah. Celah dapat menimbulkan kebocoran atau tampias pada atap saat terjadinya hujan disertai angin kencang. Jika terdapat peggunaan paku pada material-material tertentu, gunakan paku dengan ring karet dibawahnya agar terhindar dari kebocoran. Dan pastikan lagi bahwa paku yang digunakan adalah paku yang tidak mudah berkarat. Pilihlah material atap berkualitas Ada banyak bahan pembentuk atap. PVC, tanah liat, bitumen, metal adalah diantaranya. Dari kesemua material atap, pilih yang tidak mudah retak, tahan akan panas ataupun terpaan angin. Satu lagi, atap yang baik adalah yang mudah dalam pemasangan, dan tidak menyisakan celah. Pemilihan material atap dengan penentuan kemiringan atap menjadi 2 faktor yang sangat penting. Jika kita akan membuat atap yang landai maka sebaiknya kita menggunakan atap dengan bentang yang cukup lebar dengan kerapatan yang tinggi. Sedangkan atap dengan kemiringan 30-40 derajat, kita bisa menggunakan genteng biasa dengan bentang kecil. Minimalkan penggunaan talang Talang juga merupakan elemen atap yang berpotensi menimbulkan kebocoran. Hal tersebut dapat disebabkan oleh sistem penyambungnya yang tidakk baik atau karena materialnya rusak termakan usia. Semakin minim jumlah talang, semakin minim juga potensi kebocorannya. Apalagi saat ini hujan yang terjadi sering tidak terduga debet airnya. Jika kapasitas talang tidak mampu menampung air hujan, maka bisa menyebabkan luberan air cukup besar. Gunakan cat pelapis antibocor (water proofing) Dapat diaplikasikan untuk mencegah air merembes melalui pori-pori material atap atau celah-celah kecil yang terdapat pada titik sambungan. Aplikasikan pula waterproofing pada bubungan atap dan karpus atap untuk mencegah air melalui rembesan dari retak rambut yang ada. Lapisan ini juga sangat diwajibkan bagi atap yang dibuat dari dak beton. Pengecekan Lakukanlah pengecekan atap secara berkala, terutama mendekati musim penghujan. Dan segeralah melakukan perbaikan jika ditemukan kerusakan yang dapat menyebabkan kebocoran. Sebab kita tidak mungkin melakukan tindakan perbaikan pada saat hujan. Dan jika terjadi kebocoran pada saat hujan terjadi, segeralah cari sumber pemasalahan. Dengan demikian kita tahu betul bagian-bagian yang harus kita perbaiki nantinya. Kita tidak mungkin melakukan pengecekan sumber kebocoran pada saat hujan sudah berhenti.